Komisi
IV DPRD Provinsi Jambi terus mencari jalan atas masalah yang melanda
SMAN RSBI Pondok Meja. Tuntutan komite sekolah harus dipenuhi,
sementara, kebutuhan siswa akan fasilitas pendidikan yang layak juga
harus dipenuhi.
Makanya, Komisi IV kemarin (23/11), mengambil beberapa kebijakan.
Makanya, Komisi IV kemarin (23/11), mengambil beberapa kebijakan.
“Dari hasil
pembicaraan, disepakati anak-anak SMA RSBI Pondok Meja akan dipindah ke
SMA TT, karena SMA TT akan dialihkan statusnya menjadi SMA negeri,”
tegas Henry Mansyur, anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jambi, kepada
Jambi Independent, kemarin.
Dengan
diubahnya status SMA TT tersebut menjadi sekolah negeri, diharapkan
pihak komite sekolah tidak akan menolak jika siswa RSBI Pondok Meja
dipindahkan ke SMA TT.
Seperti
diberitakan sebelumnya, pihak komite sekolah memberikan beberapa opsi
dalam penyelesaian polemik SMA RSBI Pondok Meja. Di antaranya, meminta
pihak pemerintah untuk tidak menutup sekolah yang menelan dana Rp 43
miliar tersebut, meminta agar pemerintah tidak mewajibkan siswa RSBI
Pondok meja pindah ke SMA TT.
“Masa
siswa yang sudah mengenyam pendidikan di sekolah negeri dipindahkan ke
sekolah swasta,” sebut seorang anggota komite sekolah, beberapa waktu
lalu.
Dalam
kesempatan itu, pihak komite sekolah juga menyebutkan tidak akan
keberatan siswa RSBI dipindahkan ke SMA TT. Tapi dengan syarat, sekolah
tersebut berstatus negeri.
Sementara
itu, Gubernur Jambi Hasan Basri Agus (HBA) menjelaskan, dalam waktu
dekat dia akan melakukan pembahasan dengan pihak yayasan terkait status
SMA TT.
“Yang jelas
ini adalah kunjungan pertama ke SMA TT, saya ingin melihat kondisinya
langsung dan juga fasilitas-fasilitasnya. Walaupun ini adalah sekolah
swasta, tetapi kita akan bantu terkait program sekolah RSBI. Nantinya,
akan kita bahas dengan pihak yayasan mengenai status SMA TT,” jelas
HBA, kemarin.
Setelah
status sekolah SMA TT jelas, maka anak-anak SMA Pondok Meja dapat
dipindah ke SMA TT. Dan SMA RSBI Pondok Meja akan ditutup, untuk
selanjutnya gedung akan dialihfungsikan menjadi gedung serba guna.
Pihak
SMA TT, diakui Henry Mashyur, menyambut baik rencana tersebut.
Nantinya, sekolah tersebut akan membatasi penerimaan siswa dalam tahun
ajaran baru yang akan datang. Kelas dan asrama yang ada akan digunakan
untuk menampung siswa pindahan dari SMA RSBI Pondok Meja.
Sementara
itu, pembahasan dengan pihak komite sekolah RSBI Pondok Meja, menurut
Henry Mansyur, menjadi wewenang Dinas Pendidikan Provinsi.
“Nanti pembahasan dengan pihak komite akan dibicarakan antara pihak Dinas Pendidikan dan komite sekolah,” tukas Henry Mansyur.
Sementara
itu, menurut Aswan Zahari, Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Jambi,
pembahasan tentang rencana peralihan status SMA TT menjadi sekolah
negeri baru sebatas wacana.
“Yang
pasti pihak SMA TT tidak keberatan dengan rencana tersebut, nanti kita
serahkan kepada pemerintah untuk tahapan selanjutnya,” sebut Aswan,
dihubungi via telepon, kemarin.
Aswan
menjelaskan, pemerintah harus punya satu sekolah bertaraf
internasional. Jika memang SMA TT diubah statusnya menjadi sekolah
negeri, berarti penutupan sekolah RSBI Pondok Meja dapat dipastikan
akan dilakukan.
“Tetapi
yang jelas saat ini kita sedang berusaha mencari solusi terbaik. Kalau
memang SMA TT menjadi sekolah negeri, kemungkinan besar SMA RSBI Pondok
Meja akan ditutup,” jelas Aswan, terkesan hati-hati.
Apakah
nantinya siswa RSBI Pondok Meja benar-benar akan dipindahkan ke SMA TT?
Ditanya begitu, Aswan menyatakan masih akan perlu pembahasan dan
pengkajian lebih lanjut.
“Kita sudah panggil pihak komite sekolah beberapa waktu lalu, saat ini kita akan cari penyelesaian masalah tersebut,” imbuhnya.
Terpisah,
Sekretaris Dewan Pendidikan Provinsi (DPP) Jambi Suratno, mengaku
rencana pemindahan siswa RSBI Pondok Meja ke SMA TT akan mengganggu
semangat belajar siswa. Karena, pelajar akan merasa kecewa dengan
adanya penutupan dan pemindahan tempat belajar mereka.
Kekecewaan
itu muncul karena siswa sudah terlanjur merasa bangga bersekolah di
sekolah favorit. Proses belajar pun telah berlangsung selama satu
semester. Dengan adanya penutupan, dimungkinkan akan berdampak pada
psikologis siswa dan berpengaruh pada semangat belajarnya.
Untuk
itu, menurutnya, penutupan SMA RSBI Pondok Meja perlu dikaji lebih
mendalam. Dengan memperhatikan segala aspek yang masih mungkin
dilakukan. Masalah seputar status dan pembiayaan pembangunannya, juga
perlu dicari solusi yang terbaik.
Sementara
itu, Badmiril Amri, kepala bidang pendidikan menengah atas dan
perguruan tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jambi mengatakan, penutupan
tersebut akan mengakibatkan timbulnya banyak masalah baru. “Namun jika
itu sudah menjadi keputusan yang harus dilakukan. tentu akan kita
laksanakan juga,” jelasnya.
Yang
jelas, menurutnya, alokasi dana yang sudah dikucurkan untuk pembangunan
sekolah tersebut dikhawatirkan akan menjadi sia-sia jika sekolah
tersebut ditutup. Selain itu, siswa juga akan mengalami masa peralihan
yang akan mengganggu konsentrasi dan semangat belajar. Karena, setiap
sekolah memiliki kebijakan yang berbeda dengan sekolah yang mereka
tempati. “Belum lagi nasib guru yang telah kita tugaskan di sana,”
tambahnya.
Dari
pihak orang tua siswa sendiri, merasa penutupan tersebut tentu akan
sangat mengecewakan. Karena, dengan sekolah mereka saat ini, yang
dianggap sebagai sekolah favorit, akan memberikan masa depan yang baik
pada anak mereka.
Seperti
yang diungkap Suryadi, orang tua siswa SMAN RSBI. Jika penutupan dan
pemindahan siswa, ditakutkan malah aakan banyak merugikan siswa. “Yang
jelas di SMAN RSBI anak kami sekolah gratis dan dengan proses belajar
yang sudah canggih. Jangan sampai setelah dipindah malah berbeda dengan
keadaan sekarang,” jelasnya.
Ditambahkan,
jika sekolah itu akan ditutup, mengapa tidak sedari awal saja. Karena
saat ini kondisinya sudah sangat tanggung, anak-anak sudah mulai
belajar dan akan menghadapi ujian semester I (satu). “Jika sedari awal
tidak dibuka, tentu tidak akan bersekolah di sana,” tandasnya.(*/iis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar