Rabu, 24 November 2010

SMA TT Bakal Diubah

Siswa SMAN BI Dipindahkan
Komisi IV DPRD Provinsi Jambi terus mencari jalan atas masalah yang melanda SMAN RSBI Pondok Meja. Tuntutan komite sekolah harus dipenuhi, sementara, kebutuhan siswa akan fasilitas pendidikan yang layak juga harus dipenuhi.
Makanya, Komisi IV kemarin (23/11), mengambil beberapa kebijakan.
Kebijakan itu, salah satunya adalah memindahkan siswa SMAN RSBI Pondok Meja ke SMA Titian Teras (SMA TT). Selain itu, status SMA TT direncanakan akan dinaikkan dari swasta ke negeri.
“Dari hasil pembicaraan, disepakati anak-anak SMA RSBI Pondok Meja akan dipindah ke SMA TT, karena SMA TT akan dialihkan statusnya menjadi SMA negeri,” tegas Henry Mansyur, anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jambi, kepada Jambi Independent, kemarin.
Dengan diubahnya status SMA TT tersebut menjadi sekolah negeri, diharapkan pihak komite sekolah tidak akan menolak jika siswa RSBI Pondok Meja dipindahkan ke SMA TT.
Seperti diberitakan sebelumnya, pihak komite sekolah memberikan beberapa opsi dalam penyelesaian polemik SMA RSBI Pondok Meja. Di antaranya, meminta pihak pemerintah untuk tidak menutup sekolah yang menelan dana Rp 43 miliar tersebut, meminta agar pemerintah tidak mewajibkan siswa RSBI Pondok meja pindah ke SMA TT.
“Masa siswa yang sudah mengenyam pendidikan di sekolah negeri dipindahkan ke sekolah swasta,” sebut seorang anggota komite sekolah, beberapa waktu lalu.
Dalam kesempatan itu, pihak komite sekolah juga menyebutkan tidak akan keberatan siswa RSBI dipindahkan ke SMA TT. Tapi dengan syarat, sekolah tersebut berstatus negeri.
Sementara itu, Gubernur Jambi Hasan Basri Agus (HBA) menjelaskan, dalam waktu dekat dia akan melakukan pembahasan dengan pihak yayasan terkait status SMA TT.
“Yang jelas ini adalah kunjungan pertama ke SMA TT, saya ingin melihat kondisinya langsung dan juga fasilitas-fasilitasnya. Walaupun ini adalah sekolah swasta, tetapi kita akan bantu terkait program sekolah RSBI. Nantinya, akan kita bahas dengan pihak yayasan mengenai status SMA TT,” jelas HBA, kemarin.
Setelah status sekolah SMA TT jelas, maka anak-anak SMA Pondok Meja dapat dipindah ke SMA TT. Dan SMA RSBI Pondok Meja akan ditutup, untuk selanjutnya gedung akan dialihfungsikan menjadi gedung serba guna.
Pihak SMA TT, diakui Henry Mashyur, menyambut baik rencana tersebut. Nantinya, sekolah tersebut akan membatasi penerimaan siswa dalam tahun ajaran baru yang akan datang. Kelas dan asrama yang ada akan digunakan untuk menampung siswa pindahan dari SMA RSBI Pondok Meja.
Sementara itu, pembahasan dengan pihak komite sekolah RSBI Pondok Meja, menurut Henry Mansyur, menjadi wewenang Dinas Pendidikan Provinsi.
“Nanti pembahasan dengan pihak komite akan dibicarakan antara pihak Dinas Pendidikan dan komite sekolah,” tukas Henry Mansyur.
Sementara itu, menurut Aswan Zahari, Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Jambi, pembahasan tentang rencana peralihan status SMA TT menjadi sekolah negeri baru sebatas wacana.
“Yang pasti pihak SMA TT tidak keberatan dengan rencana tersebut, nanti kita serahkan kepada pemerintah untuk tahapan selanjutnya,” sebut Aswan, dihubungi via telepon, kemarin.
Aswan menjelaskan, pemerintah harus punya satu sekolah bertaraf internasional. Jika memang SMA TT diubah statusnya menjadi sekolah negeri, berarti penutupan sekolah RSBI Pondok Meja dapat dipastikan akan dilakukan.
“Tetapi yang jelas saat ini kita sedang berusaha mencari solusi terbaik. Kalau memang SMA TT menjadi sekolah negeri, kemungkinan besar SMA RSBI Pondok Meja akan ditutup,” jelas Aswan, terkesan hati-hati.
Apakah nantinya siswa RSBI Pondok Meja benar-benar akan dipindahkan ke SMA TT? Ditanya begitu, Aswan menyatakan masih akan perlu pembahasan dan pengkajian lebih lanjut.
“Kita sudah panggil pihak komite sekolah beberapa waktu lalu, saat ini kita akan cari penyelesaian masalah tersebut,” imbuhnya.
Terpisah, Sekretaris Dewan Pendidikan Provinsi (DPP) Jambi Suratno, mengaku rencana pemindahan siswa RSBI Pondok Meja ke SMA TT akan mengganggu semangat belajar siswa. Karena, pelajar akan merasa kecewa dengan adanya penutupan dan pemindahan tempat belajar mereka.
Kekecewaan itu muncul karena siswa sudah terlanjur merasa bangga bersekolah di sekolah favorit. Proses belajar pun telah berlangsung selama satu semester. Dengan adanya penutupan, dimungkinkan akan berdampak pada psikologis siswa dan berpengaruh pada semangat belajarnya.
Untuk itu, menurutnya, penutupan SMA RSBI Pondok Meja perlu dikaji lebih mendalam. Dengan memperhatikan segala aspek yang masih mungkin dilakukan. Masalah seputar status dan pembiayaan pembangunannya, juga perlu dicari solusi yang terbaik.
Sementara itu, Badmiril Amri, kepala bidang pendidikan menengah atas dan perguruan tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jambi mengatakan, penutupan tersebut akan mengakibatkan timbulnya banyak masalah baru. “Namun jika itu sudah menjadi keputusan yang harus dilakukan. tentu akan kita laksanakan juga,” jelasnya.
Yang jelas, menurutnya, alokasi dana yang sudah dikucurkan untuk pembangunan sekolah tersebut dikhawatirkan akan menjadi sia-sia jika sekolah tersebut ditutup. Selain itu, siswa juga akan mengalami masa peralihan yang akan mengganggu konsentrasi dan semangat belajar. Karena, setiap sekolah memiliki kebijakan yang berbeda dengan sekolah yang mereka tempati. “Belum lagi nasib guru yang telah kita tugaskan di sana,” tambahnya.
Dari pihak orang tua siswa sendiri, merasa penutupan tersebut tentu akan sangat mengecewakan. Karena, dengan sekolah mereka saat ini, yang dianggap sebagai sekolah favorit, akan memberikan masa depan yang baik pada anak mereka.
Seperti yang diungkap Suryadi, orang tua siswa SMAN RSBI. Jika penutupan dan pemindahan siswa, ditakutkan malah aakan banyak merugikan siswa. “Yang jelas di SMAN RSBI anak kami sekolah gratis dan dengan proses belajar yang sudah canggih. Jangan sampai setelah dipindah malah berbeda dengan keadaan sekarang,” jelasnya.
Ditambahkan, jika sekolah itu akan ditutup, mengapa tidak sedari awal saja. Karena saat ini kondisinya sudah sangat tanggung, anak-anak sudah mulai belajar dan akan menghadapi ujian semester I (satu). “Jika sedari awal tidak dibuka, tentu tidak akan bersekolah di sana,” tandasnya.(*/iis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar